Peningkatan Kapasitas Pesisir sebagai Upaya Adaptasi dan Mitigasi Dampak Perubahan Iklim

Lombok Barat, 16 Januari 2024 – Mengawali pertemuan dalam peningkatan kapasitas masyarakat pesisir di Desa Meninting, Kabupaten Lombok Barat, tim Nusa Biodiversitas bersama fasilitator lokal melaksanakan satu pembukaan workshop yang cukup penting dalam 10 rangkaian kegiatan workshop pada Meninting Pilot Project. Kegiatan workshop ini menjembatani 16 peserta terpilih dari kalangan pemuda sebagai komunitas target pada Meninting project dalam peningkatan kapasitas terhadap adaptasi perubahan iklim, terutama berorientasi pada peningkatan pemahaman dan kesadaran yang terwujud dalam aktivitas kehidupan masyarakat sehari-hari.

Pertemuan tersebut difasilitasi langsung oleh salah satu pimpinan Nusa Biodiveristas, mas M Said Ramdlan S.Si., M.Sc (yang saat ini sedang menempuh Pendidikan S3 pada Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan di IPB Univerisity), atau yang kerap disapa mas Said. Said dalam kapasitasnya sebagai akademisi di UNU NTB dan praktisi lingkungan, juga sebagai bagian NBI, mengawali paparannya dengan mengajak para peserta muda untuk dapat menggambarkan ragam aktifitas di lingkungan pesisir. Dari poin tersebut, peserta memberikan berbagai pandangannya seperti aktivitas pemukiman masyarakat, aktivitas penangkapan ikan, kegiatan pariwisata, hingga aktivitas pelabuhan. Mas Said memberikan konklusi dari berbagai pandangan terkait aktivitas masyarakat di pesisir tersebut bahwa kawasan pesisir merupakan sistem yang inklusif pada berbagai aktivitas penting masyarakat yang dapat memberikan dampak baik positif dan negatif kepada lingkungan dan manusia.

Lebih jauh, ia menambahkan bahwa kawasan pesisir memiliki kerentanan yang cukup kompleks baik dari aspek perubahan iklim yang cenderung berdampak pada bencana alam, kenaikan air laut, peningkatan suhu udara dan lainnya. Tentu hal ini juga berdampak penting pada aspek aktivitas manusia yang cukup tinggi di kawasan pesisir yang pada akhirnya juga memberikan dampak buruk pada mata pencaharian masyarakat. Sehingga adaptasi dan mitigasi untuk menghambat dampak terburuk dari aktivitas tersebut, diperlukan aksi terintegrasi yang berorientasi pada keberlanjutan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjaga agar eksosistem pesisir tetap terjaga, yakni salah satunya dengan pengelolalaan sampah pesisir terpadu, dan pentingnya ketersediaan alternatif mata pencaharian masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia di wilayah pesisir dan lautan tersebut.

Sebagian sesi workshop, Said memanfaatkan pertemuan tersebut dengan membagi peserta ke dalam beberapa kelompok/group agar mereka dapat mengelaborasikan bersama peserta lainnya tentang potensi tangkapan ikan nelayan, dan kemudian mereka menentukan alternatif bersama tentang upaya untuk mencapai ketahanan pada perubahan cuaca pada aspek mata pencaharian berkelanjutan. Dari sesi ini, dapat ditentukan benang merah bahwa potensi asset yang berasal dari tangkapan ikan nelayan dan potensi masyarakat untuk berkelompok. Sehingga pertemuan tersebut semakin memepertegas bahwa resolusi bersama peserta tekait pengembangan kelompok usaha bersama olahan ikan menjadi salah satu alternatif yang dapat mereka fokuskan pada aktifitas dalam dukungan Meninting Project ini.

Sebagai tindak lanjut sesi workshop ini, para peserta diberikan tugas untuk dapat merefleksikan bersama dengan keluarga terkait aktivitas sehari-hari peserta yang mereka anggap aktivitas tersebut tidak mendukung aspek keberlanjutan. Sehingga, pada pertemuan workshop selanjutnya, peserta dapat menggambarkan hasil refleksi tersebut pada sesi pertemuan yang rencananya akan membahas tentang sirkular ekonomi dan aplikasinya pada kehidupan sehari-hari.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top